Jakarta – Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (Kemendag AS) meminta saham ekuitas Intel diberikan kepada kementerian tersebut. Langkah ini sebagai imbalan atas dana Undang-Undang (UU) Creating Helpful Incentives to Produce Semiconductors (CHIPS).
“Kami harus mendapatkan saham ekuitas untuk uang kami. Jadi kami akan memberikan uang tersebut, yang sudah dijanjikan di bawah pemerintahan Biden. Kami akan mendapatkan ekuitas sebagai imbalannya,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) AS, Howard Lutnick.
Pernyataan ini mendorong harga saham Intel naik hampir 7% setelah Pemerintahan Donald Trump mempertimbangkan berbagai cara untuk terlibat. Gedung Putih membahas kepemilikan 10% saham Intel.
Intel dan SoftBank juga mengumumkan konglomerat Jepang akan berinvestasi US$2 miliar atau sekitar 2% saham Intel, sehingga SoftBank menjadi pemegang saham terbesar kelima.Howard Lutnick mengemukakan setiap kesepakatan potensial tidak akan memberikan pemerintah hak suara atau tata kelola di Intel.
“Ini bukan tata kelola, kami hanya mengubah apa yang tadinya hibah di bawah Biden menjadi ekuitas untuk pemerintahan Trump, untuk rakyat Amerika,” ucapnya.
Intel menyebut hibah hampir US$8 miliar telah dipakainya dari UU CHIPS untuk membangun pabrik-pabriknya. Sementara itu Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Limited (TSMC) diberi US$6,6 miliar untuk meningkatkan fabrikasi chip di Arizona.
Donald Trump telah menyerukan lebih banyak manufaktur AS untuk mengurangi ketergantungan negara itu pada perusahaan seperti Samsung dan TSMC untuk memproduksi chip.
Intel menghabiskan miliaran dolar di dekat Columbus, Ohio, untuk membangun serangkaian pabrik chip yang sebelumnya disebut “Silicon Heartland”. Kompleks pabrik tersebut akan mampu memproduksi chip tercanggih, termasuk chip AI.
Namun pada Juli 2025 CEO Intel Lip-Bu Tan mengatakan pihaknya memperlambat pembangunan kompleks pabrik di Ohio, karena hal ini tergantung kondisi pasar. Pabrik pertama dijadwalkan mulai beroperasi tahun 2030.
UU CHIPS dan Sains disahkan pada 2022,mewajibkan pemerintah AS mendanai penelitian dan pengembangan chip dan diperkirakan menghabiskan biaya sekitar US$53 miliar.
“Pemerintahan Biden benar-benar memberi Intel secara cuma-cuma dan memberi TSMC uang secara cuma-cuma, dan semua perusahaan ini,” ucap Howard Lutnick.
“Donald Trump mengubahnya menjadi ucapan, ‘Hei, kami ingin ekuitas untuk uangnya. Jika kami akan memberi Anda uang, kami ingin sebagian.” (adm)
Sumber: detik.com